Halaman

Sabtu, 29 September 2012

Cerpen


Cinta Bisa Muncul Kapan Saja
Oleh : Bagus Arif Wicaksono

Jam beker berbunyi dan dia masih tertidur, dentingan suara jam beker itu memaksanya untuk segera bergegas bangun. Dengan setengah mengantuk dia berjalan ke kamar mandi. Setelah selesai dengan rutinitas paginya, dia berangkat ke sekolah menggunakan sepeda bututnya. Dia adalah Andi, cowok ganteng keren dan pintar, siapa yang tidak kenal dengannya, semua siswa mengenalnya, bahkan guru pun sering membicarakan prestasi Andi.

Di sekolah dia menjalani aktifitas sebagai pelajar, tidak ada yang aneh memang. Tapi keanehan itu mulai terjadi ketika ia sedang istirahat, waktu itu dia pergi ke ruang guru degan membawa setumpuk tugas yang sangat banyak. Ada cewek yang lari menuju kearanya lalu menubruknya dengan keras. Andi pun kaget dan tumpukan lembaran tugas yang ia bawa juga seakan ikut kaget, lembaran tugas itu beterbangan dimana-mana. Dia melihat sekilas wajah cewek tersebut dan sempat melihat identitasnya, ternyata  namanya Mala Melati Sukma.

 “Dasar cewek sialan, cewek aneh, lari-lari nabrak orang. Kurang kerjaan banget”, Andi bergumam.
“Mentang-mentang jadi kakak kelas, terus aku harus takut gitu?” sahut Mala dalam hati sambil menatap Andi yang terkenal pinter, keren, tapi belagu.

Bel istirahat berbunyi lagi, menandakan bahwa itu adalah istirahat ke-2. Para siswa langsung bergegas ke kantin. Di sekolah ini, tepatnya di SMAN 1 BERDIKARI memiliki 3 kantin. Kantin pertama merupakan kantin favorit karena tempatnya yang simple, penataan makanan yang rapi, tempatnya luas dan nyaman, tapi sayangnya hanya dikuasai oleh siswa kelas 3. 2 kantin lainnya yaitu berada tepat di samping parkiran, tempatnya lebih sempit, penataan makanan yang kurang rapi, dan yang paling parah adalah penuh sesak, ibarat macet di jalan tol ketika jam pulang kerja. Siswa kelas 1 dan 2 tumpah ruah disitu.

Karena sangat lapar, Mala dan Lesta bestfriendnya buru-buru ke kantin yang penuh dengan hambatan dan rintangan dan harus mempertaruhkan nyawa. Melamun sedikit saja, makanan yang dipesan langsung pindah ke tangan orang lain. Tidak heran karena makanan dan jajanan yang ada disini memang paling enak dan mantab. Tiba-tiba Andi si cowok sok belagu datang, ia membelah lautan manusia yang ada di kantin dan mau menang sendiri. Andi menjahili Mala dengan mengambil makanan yang akan dibeli Mala. Mala si cewek yang setengah tomboy namun sangat cantik nggak terima dan akhirnya mereka jadi rival. Setiap bertemu mereka pasti saling mengolok-olok satu sama lain.

“Eh ada Malapetaka disini, jangan deket-deket dia deh, ntar ditabrak baru mampus kalian” Andi mengejek Mala sambil menjahilinya.

“Ih, resek banget sih jadi orang, Andi saja orang itu nggak ada disini, pasti nyaman dan tentram. Dasar orang sukanya Andikin ribut melulu”, balas Mala. “kamu Rival”, ungkap Mala dalam hati.

************************

Saat Andi pergi les, di jalan ia bertemu kawan lama yang dulu sangat akrab waktu masih ingusan, bahkan dijuluki si buta dari gua hantu dan si monyet. Andi dan Reza merupakan sahabat sejati, namun berpisah karena Reza harus pindah ke luar negeri karena ayahnya kerja disana. Ternyata Reza sudah kembali namun Andi belum tahu, ia tinggal tepat dimana sekarang.

“Lho, kamu Reza kan?”

“Iya, kamu … haduh maaf aku lupa namamu but, hehe.

“haha jadi ingat masa SD saat kita main balapan sedot ingus nyet.

“oh iya, sok banget kamu but, pake bawa tas segala. Emangnya mau kemana?

“Mau nyari ilmu nyet, sejak kapan kamu disini lagi?”

“Sejak SMA kelas 1 tapi nggak bisa hubungin teman-teman lama karena sudah lost contact, beruntung bisa ktemu sohib lama disini.

“udah dulu nyet, aku berangkat biar nggak telat lagi lesnya.

“Main aja kerumah kalo ada waktu. Oh iya, aku minta nomer ponselmu nanti aku kasih alamat lengkap biar bisa main kesini”

“089765432123”

Tiga hari masih belum ada kabar dari Reza si kawan lama. Beberapa menit kemudian ada getaran mengguncang rumah Andi, ia pun panik dan mencari jalan keluar rumah. Ternyata itu bukan gempa, melainkan getaran ponsel Andi. Ia melihat ponsel kemudian membaca pesan singkat dari nomer yang tidak dikenal

Andi, ini alamat lengkap rumahku. Silahkan main kesini
Jl. Budi Utomo              No. 168
Surabaya

Pegirim :
+62898111475876


Sepulang sekolah Andi langsung pergi kerumah Reza, dia menghabiskan waktu untuk mengobrol dengannya. Reza cerita kalau dia punya adik perempuan, sebenarnya bukan adik kandung melainkan saudara sepupunya, tapi saat itu adiknya sedang tidak ada dirumah.
“Eh but, aku punya adik sekarang”
“Kamu punya adik?, adik bayi maksudmu? Kapan buatnya?” Tanya Andi keheranan
“Bukan adik bayi. Sori ya aku masih muda, masa depan masih panjang. Jadi belum niat mbuat adik hahaha”
“Lha terus nyet?”
“Yang ku maksud adik itu saudara sepupuku, anak dari paman dan bibiku yang ada di luar negeri. Dia cewek, cantik pula”
“Masa sih?, terus dimana dia sekarang?”
“Dia nggak ada dirumah, lagi keluar sama teman-temannya”
“Namanya siapa”
“Nanti saja, caritahu namanya sendiri, oke?”
“Halah, pelit kamu nyet”
“Biarin, oiya dia suka banget sama olahraga”
“Olahraga apa?”
“Olahraga sepak bola. Kamu kan jago main bola, bisa minta tolong ajarin dia nggak?, sekalian kenalan gitu”
“Iya deh, beres. Katamu dia cewek yang cantik”
Eits…. Jangan macem-macem sama dia. Dia galak”
“Nggak masalah”
“Eh udah dulu ya bro, udah sore. Aku mau pulang”
“Oke, makasih udah mau mampir”
“Kalo butuh sms aja”

****************


Hari minggu Andi pergi kerumah Reza untuk ketemuan dengan saudara sepupunya Reza sekaligus mengajarinya main bola. Andi kaget ketika melihat cewek cantik saudara Reza tersebut karena dia adalah Mala. Dia awalnya nggak mau, dan si Andi pun menanggapinya dengan dingin.
Malam hari, Mala termenung. Kenapa ia harus menolak tawaran dari cowok ganteng, pinter dan keren seperti  Andi. “Sebenarnya dia baik kok, tapi sifatnya yang songong itu buat aku jadi jengkel. Mala, kamu harus tetap jaim” Ungkap Mala dalam hati.
Malam itu juga di tempat yang berbeda, Andi sempat memikirkan Mala. “Dia sebenarnya cantik, pasti tambah cantik kalau dia lagi senyum. Tapi sayang, dia agak tomboy dan cueknya minta ampun. Andi, kamu jangan menyerah begitu saja” Ungkap Andi dalam hati.
Saat di sekolah, mereka tetap saling megolok-olok, namun sikap mereka berubah ketika Andi dan Mala belajar bola bersama, mereka jadi sering bercanda gurau. Mereka jadi saling jaim karena tumbuh rasa cinta di antara mereka. Suatu ketika sewaktu pulang sekolah, Andi melihat Mala sedang dalam masalah, dia didatangi para pemuda yang mencurigakan yang berniat mencelakakan dia. Andi tidak membiarkan itu terjadi, dia menyelamatkan Mala, dan kejadian tersebut membuktikan bahwa benci tidak selamanya jadi benci, namun benci dapat berubah jadi cinta karena suatu kebiasaan, dan cinta itu bisa muncul kapan saja.