Cinta Bisa Muncul Kapan Saja
Oleh : Bagus Arif Wicaksono
Jam
beker berbunyi dan dia masih tertidur, dentingan suara jam beker itu memaksanya
untuk segera bergegas bangun. Dengan setengah mengantuk dia berjalan ke kamar
mandi. Setelah selesai dengan rutinitas paginya, dia berangkat ke sekolah
menggunakan sepeda bututnya. Dia
adalah Andi, cowok ganteng keren dan pintar, siapa yang tidak kenal dengannya,
semua siswa mengenalnya, bahkan guru pun sering membicarakan prestasi Andi.
Di
sekolah dia menjalani aktifitas sebagai pelajar, tidak ada yang aneh memang.
Tapi keanehan itu mulai terjadi ketika ia sedang istirahat, waktu itu dia pergi
ke ruang guru degan membawa setumpuk tugas yang sangat banyak. Ada cewek yang
lari menuju kearanya lalu menubruknya dengan keras. Andi pun kaget dan tumpukan
lembaran tugas yang ia bawa juga seakan ikut kaget, lembaran tugas itu
beterbangan dimana-mana. Dia melihat sekilas wajah cewek tersebut dan sempat
melihat identitasnya, ternyata namanya
Mala Melati Sukma.
“Dasar cewek sialan, cewek aneh, lari-lari
nabrak orang. Kurang kerjaan banget”, Andi bergumam.
“Mentang-mentang
jadi kakak kelas, terus aku harus takut gitu?” sahut Mala dalam hati sambil
menatap Andi yang terkenal pinter, keren, tapi belagu.
Bel
istirahat berbunyi lagi, menandakan bahwa itu adalah istirahat ke-2. Para siswa
langsung bergegas ke kantin. Di sekolah ini, tepatnya di SMAN 1 BERDIKARI
memiliki 3 kantin. Kantin pertama merupakan kantin favorit karena tempatnya
yang simple, penataan makanan yang rapi, tempatnya luas dan nyaman, tapi
sayangnya hanya dikuasai oleh siswa kelas 3. 2 kantin lainnya yaitu berada
tepat di samping parkiran, tempatnya lebih sempit, penataan makanan yang kurang
rapi, dan yang paling parah adalah penuh sesak, ibarat macet di jalan tol ketika
jam pulang kerja. Siswa kelas 1 dan 2 tumpah ruah disitu.
Karena
sangat lapar, Mala dan Lesta bestfriendnya buru-buru ke kantin yang penuh
dengan hambatan dan rintangan dan harus mempertaruhkan nyawa. Melamun sedikit
saja, makanan yang dipesan langsung pindah ke tangan orang lain. Tidak heran
karena makanan dan jajanan yang ada disini memang paling enak dan mantab.
Tiba-tiba Andi si cowok sok belagu datang, ia membelah lautan manusia yang ada
di kantin dan mau menang sendiri. Andi menjahili Mala dengan mengambil makanan
yang akan dibeli Mala. Mala si cewek yang setengah tomboy namun sangat cantik nggak
terima dan akhirnya mereka jadi rival. Setiap bertemu mereka pasti saling
mengolok-olok satu sama lain.
“Eh
ada Malapetaka disini, jangan deket-deket dia deh, ntar ditabrak baru
mampus kalian” Andi mengejek Mala sambil menjahilinya.
“Ih,
resek banget sih jadi orang, Andi
saja orang itu nggak ada disini, pasti nyaman dan tentram. Dasar orang sukanya Andikin ribut melulu”, balas
Mala. “kamu Rival”, ungkap Mala dalam hati.
************************
Saat
Andi pergi les, di jalan ia bertemu kawan lama yang dulu sangat akrab waktu
masih ingusan, bahkan dijuluki si buta dari gua hantu dan si monyet. Andi dan
Reza merupakan sahabat sejati, namun berpisah karena Reza harus pindah ke luar
negeri karena ayahnya kerja disana. Ternyata Reza sudah kembali namun Andi
belum tahu, ia tinggal tepat dimana sekarang.
“Lho,
kamu Reza kan?”
“Iya,
kamu … haduh maaf aku lupa namamu but, hehe.”
“haha
jadi ingat masa SD saat kita main balapan sedot
ingus nyet.”
“oh
iya, sok banget kamu but, pake bawa tas segala. Emangnya mau kemana?”
“Mau
nyari ilmu nyet, sejak kapan kamu disini lagi?”
“Sejak
SMA kelas 1 tapi nggak bisa hubungin
teman-teman lama karena sudah lost
contact, beruntung bisa ktemu sohib lama disini.”
“udah
dulu nyet, aku berangkat biar nggak
telat lagi lesnya.”
“Main
aja kerumah kalo ada waktu. Oh iya, aku minta nomer ponselmu nanti aku kasih
alamat lengkap biar bisa main kesini”
“089765432123”
Tiga
hari masih belum ada kabar dari Reza si kawan lama. Beberapa menit kemudian ada
getaran mengguncang rumah Andi, ia pun panik dan mencari jalan keluar rumah.
Ternyata itu bukan gempa, melainkan getaran ponsel Andi. Ia melihat ponsel
kemudian membaca pesan singkat dari nomer yang tidak dikenal
Andi, ini alamat lengkap rumahku. Silahkan main
kesini
Jl. Budi Utomo No.
168
Surabaya
Pegirim :
+62898111475876
Sepulang
sekolah Andi langsung pergi kerumah Reza, dia menghabiskan waktu untuk
mengobrol dengannya. Reza cerita kalau dia punya adik perempuan, sebenarnya bukan adik kandung melainkan saudara
sepupunya, tapi saat itu adiknya sedang tidak ada
dirumah.
“Eh but, aku punya adik sekarang”
“Kamu punya adik?, adik bayi maksudmu? Kapan buatnya?”
Tanya Andi keheranan
“Bukan adik bayi. Sori
ya aku masih muda, masa depan masih panjang. Jadi belum niat mbuat adik hahaha”
“Lha terus nyet?”
“Yang ku maksud adik itu saudara sepupuku, anak dari
paman dan bibiku yang ada di luar negeri. Dia cewek, cantik pula”
“Masa sih?, terus dimana dia sekarang?”
“Dia nggak ada dirumah, lagi keluar sama
teman-temannya”
“Namanya siapa”
“Nanti saja, caritahu namanya sendiri, oke?”
“Halah, pelit kamu nyet”
“Biarin, oiya dia suka banget sama olahraga”
“Olahraga apa?”
“Olahraga sepak bola. Kamu kan jago main bola, bisa
minta tolong ajarin dia nggak?,
sekalian kenalan gitu”
“Iya deh, beres. Katamu dia cewek yang cantik”
“Eits….
Jangan macem-macem sama dia. Dia
galak”
“Nggak masalah”
“Eh udah dulu ya bro, udah sore. Aku mau pulang”
“Oke, makasih udah mau mampir”
“Kalo butuh sms aja”
****************
Hari minggu Andi pergi kerumah Reza untuk ketemuan
dengan saudara sepupunya Reza sekaligus mengajarinya main bola. Andi kaget
ketika melihat cewek cantik saudara Reza tersebut karena dia adalah Mala. Dia
awalnya nggak mau, dan si Andi pun menanggapinya dengan dingin.
Malam hari, Mala termenung. Kenapa ia harus menolak
tawaran dari cowok ganteng, pinter dan keren seperti Andi. “Sebenarnya dia baik kok, tapi sifatnya
yang songong itu buat aku jadi jengkel. Mala, kamu harus tetap jaim” Ungkap
Mala dalam hati.
Malam itu juga di tempat yang berbeda, Andi sempat
memikirkan Mala. “Dia sebenarnya cantik, pasti tambah cantik kalau dia lagi
senyum. Tapi sayang, dia agak tomboy dan cueknya minta ampun. Andi, kamu jangan
menyerah begitu saja” Ungkap Andi dalam hati.
Saat di sekolah, mereka tetap saling megolok-olok, namun sikap mereka berubah
ketika Andi dan Mala belajar bola bersama, mereka jadi sering bercanda gurau.
Mereka jadi saling jaim karena tumbuh rasa cinta di antara mereka. Suatu ketika
sewaktu pulang sekolah, Andi melihat Mala sedang dalam masalah, dia didatangi
para pemuda yang mencurigakan yang berniat mencelakakan dia. Andi tidak
membiarkan itu terjadi, dia menyelamatkan Mala, dan kejadian tersebut
membuktikan bahwa benci tidak selamanya jadi benci, namun benci dapat berubah
jadi cinta karena suatu kebiasaan, dan cinta itu bisa muncul kapan saja.